Black Friday 2025: Penawaran, Kesalahan, dan Kekhawatiran Pekerja

2

Black Friday 2025 terjadi akibat kombinasi diskon besar-besaran, kesalahan pengecer, dan meningkatnya perselisihan perburuhan mengenai penggunaan kecerdasan buatan. Dari penjualan yang tidak disengaja hingga peringatan pekerja, periode belanja liburan terbukti semakin kacau.

Kecelakaan Ritel dan Diskon Ekstrim

Beberapa kesalahan penetapan harga yang terkenal dan penjualan kilat telah menentukan dimulainya Black Friday tahun ini. MediaWorld, jaringan elektronik Eropa, secara tidak sengaja menjual iPad hanya seharga 15 euro kepada pemegang kartu loyalitas sebelum menarik kembali tawaran tersebut sebagai “kesalahan yang jelas”. Insiden ini menyoroti meningkatnya tekanan pada pengecer untuk bersaing secara agresif selama musim liburan.

Selain kesalahan ini, diskon besar juga banyak diberikan. Dell menurunkan harga laptop premium menjadi $500, sementara Best Buy menawarkan potongan besar pada gadget teknologi yang telah diuji dan disetujui. Banyak daftar telah mengumpulkan penawaran terbaik, termasuk TV dari Hisense, TCL, Samsung, dan Sony.

Bangkitnya Resistensi Pekerja

Ketergesaan untuk memaksimalkan keuntungan bukannya tanpa hambatan. Karyawan Amazon telah mengeluarkan peringatan tentang pendekatan perusahaan yang “semua biayanya dapat dibenarkan” terhadap pengembangan AI. Lebih dari 1.000 pekerja menandatangani petisi yang meningkatkan kekhawatiran mengenai peluncuran alat AI secara agresif, yang menunjukkan meningkatnya ketegangan antara strategi perusahaan dan kesejahteraan pekerja.

Platform Alternatif Muncul

Pada saat yang sama, pekerja seks menciptakan platform mereka sendiri untuk melawan perubahan industri. Hidden, layanan mirip TikTok, diluncurkan saat OnlyFans berkembang melampaui konten dewasa dan menerapkan pemeriksaan latar belakang yang lebih ketat. Langkah ini mencerminkan keinginan untuk mendapatkan kendali yang lebih besar atas keuntungan dan kondisi kerja di industri pekerja seks digital.

Menavigasi Penjualan

Kompleksitas Black Friday telah menimbulkan kebingungan bagi konsumen. Periode penjualan kini berlangsung selama satu bulan penuh, dengan transaksi berfluktuasi secara tidak terduga. Para ahli menyarankan untuk berhati-hati, dan beberapa pihak berpendapat bahwa diskon terbaik untuk produk seperti MacBook mungkin tidak mengalahkan nilai alternatif seperti MacBook Air.

Kesimpulan: Black Friday 2025 adalah mikrokosmos dari masalah ekonomi dan ketenagakerjaan yang lebih luas. Meskipun diskon besar-besaran mendorong belanja konsumen, kekhawatiran pekerja dan pergeseran platform menunjukkan semakin besarnya penolakan terhadap praktik perusahaan yang tidak terkendali. Kekacauan saat liburan ini menggarisbawahi perlunya pengambilan keputusan yang tepat, baik bagi pembeli maupun mereka yang terkena dampak tren industri.