Paket Pembayaran $1 Triliun Elon Musk Disetujui oleh Pemegang Saham Tesla

33

Berbeda sekali dengan filosofi ekonomi Amerika, para pemegang saham Tesla sangat menyetujui rencana pada hari Kamis yang dapat menjadikan CEO Elon Musk sebagai triliuner pertama di dunia, sama seperti New York City yang memilih kandidat kaya pajak sebagai walikota berikutnya. Peristiwa ini menyoroti kesenjangan yang semakin besar dalam cara orang Amerika memandang distribusi kekayaan dan kepemimpinan perusahaan.

Pendekatan Pemenang Mengambil Segalanya

Berbasis di Austin, Texas, sebagian besar pemegang saham Tesla menganut model kapitalisme “pemenang mengambil segalanya”. Mereka memilih untuk memberikan saham Musk senilai sekitar $1 triliun jika Tesla mencapai tujuan finansial dan operasional yang ambisius selama dekade berikutnya. Hal ini mencakup target seperti penjualan satu juta robot humanoid dan 10 juta langganan berbayar untuk perangkat lunak self-driving perusahaan, yang secara signifikan meningkatkan kapitalisasi pasar Tesla menjadi $8,5 triliun dari penilaian saat ini sekitar $1,4 triliun.

Setelah pemungutan suara, Musk mengucapkan terima kasih kepada para pemegang saham, dengan menyatakan, “Apa yang akan kami mulai bukan hanya babak baru masa depan Tesla, namun sebuah buku yang benar-benar baru.” Meskipun saham Tesla mengalami sedikit penurunan dalam perdagangan setelah jam kerja, direktur perusahaan dan banyak investor membela paket kompensasi tersebut sebagai motivator penting bagi Musk untuk terus mengembangkan produk futuristik seperti kendaraan self-driving.

Reaksi dan Kekhawatiran yang Beragam

Meskipun para pendukungnya, seperti Cathie Wood dari Ark Invest, berpendapat bahwa rencana pembayaran akan menguntungkan investor jika tujuan ambisiusnya tercapai, para kritikus meningkatkan kekhawatiran tentang konsentrasi kekayaan dan kekuasaan perusahaan. Thomas DiNapoli, pengawas keuangan Negara Bagian New York, menggambarkan rencana tersebut sebagai “bayaran untuk kekuasaan yang tidak terkendali,” dan bukan kompensasi berbasis kinerja.

Masalah ini tidak hanya mencakup masalah keuangan perusahaan. Paus Leo XIV juga berkomentar, menghubungkan kompensasi Musk dengan kesenjangan yang semakin besar antara individu kaya dan pekerja—kesenjangan ini ditegaskan oleh fakta bahwa rata-rata pekerja Tesla memperoleh penghasilan sekitar $57.000 pada tahun 2024. Musk sendiri berupaya mengatasi masalah kemiskinan dengan menyarankan robot humanoid yang sedang dikembangkan di perusahaannya, Optimus, yang memegang solusi tersebut, meskipun solusi tersebut masih memerlukan waktu beberapa tahun lagi.

Konteks Hukum dan Sejarah

Rencana pembayaran yang belum pernah terjadi sebelumnya ini didasarkan pada paket serupa yang disetujui oleh pemegang saham Tesla pada tahun 2018. Khususnya, seorang hakim di Delaware tahun lalu membatalkan rencana kompensasi tahun 2018 tersebut, yang bernilai sekitar $128 miliar, dengan alasan proses persetujuan yang “sangat cacat”. Tesla saat ini mengajukan banding atas keputusan tersebut.

Proses pemungutan suara itu sendiri memungkinkan Musk, yang memiliki sekitar 15% saham Tesla, untuk memilih sahamnya sendiri, yang berpotensi meningkatkan kepemilikannya hingga hampir 29% jika ia memenuhi persyaratan rencana tersebut. Meskipun laba dan penjualan mobil merosot baru-baru ini, banyak investor kecil yang tetap mempertahankan saham mereka dan tampaknya bersedia mengabaikan upaya kontroversial Musk dalam dunia politik—terutama dukungannya terhadap Donald Trump baru-baru ini.

Implikasi yang Lebih Luas

Persetujuan rencana kompensasi Musk tidaklah mengejutkan, karena hanya segelintir paket saham eksekutif serupa yang gagal mendapatkan suara pemegang saham dalam beberapa tahun terakhir. Namun, investor terkemuka seperti manajer dana kekayaan negara Norwegia menyatakan keberatannya, dengan alasan kekhawatiran mengenai besarnya penghargaan dan potensinya untuk meningkatkan ketergantungan pada satu individu (risiko yang dikenal sebagai “risiko orang kunci”). Yang lain berpendapat bahwa rencana tersebut memberikan terlalu banyak fleksibilitas kepada dewan direksi Tesla dalam memberikan saham, bahkan tanpa mencapai tujuan produk yang digariskan.

Pada akhirnya, persetujuan paket Musk menunjukkan perpecahan yang jelas dalam bisnis dan politik Amerika—ketegangan antara pihak yang merayakan keberhasilan para eksekutif berpenghasilan tinggi dan pihak yang mendukung sistem distribusi kekayaan yang lebih adil. Kemungkinan besar peristiwa ini akan terus memicu perdebatan politik dan menyoroti perbincangan yang sedang berlangsung mengenai tata kelola perusahaan dan kesenjangan pendapatan.

Rencana kompensasi “dirancang dengan satu tujuan utama: untuk meningkatkan fase pertumbuhan, inovasi, dan penciptaan nilai Tesla yang luar biasa berikutnya,” Robyn Denholm, ketua dewan direksi perusahaan, mengatakan dalam sebuah surat kepada pemegang saham bulan lalu.